Mengenal Board Certified Behavior Analyst (BCBA)

Setiap orang tua yang memiliki anak dengan gangguan perkembangan tentu ingin memberikan terapi terbaik untuk buah hatinya. Nah, di balik terapi Applied Behavior Analysis (ABA) yang sering direkomendasikan, ada sosok penting bernama Board Certified Behavior Analyst (BCBA) yang perannya sangat krusial dalam keberhasilan terapi. 

Siapa mereka, dan mengapa kehadirannya sangat penting untuk terapi dan perkembangan anak Anda? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini

Mengenal Board Certified Behavior Analyst (BCBA)

Board Certified Behavior Analyst (BCBA) adalah seorang profesional yang sudah mendapatkan sertifikasi internasional dalam bidang Analisis Perilaku Terapan (Applied Behavior Analyst/ABA). Sertifikasi ini diberikan oleh Behavior Analyst Certification Board (BACB), sebuah lembaga yang menetapkan standar profesional bagi para ahli terapi perilaku di seluruh dunia.

BCBA tidak hanya paham teori, tetapi juga sangat berpengalaman dalam menyusun program terapi perilaku yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak. Mereka adalah sosok yang memastikan setiap sesi terapi berjalan efektif, konsisten, dan benar-benar mendukung perkembangan si kecil. 

Dengan adanya BCBA, Bapak dan Ibu bisa lebih tenang karena anak mendapatkan pendampingan dari tenaga ahli yang memahami cara terbaik untuk membantu tumbuh kembangnya.

Syarat Menjadi BCBA

Menjadi seorang BCBA bukanlah hal yang mudah. Ada berbagai persyaratan ketat yang harus dipenuhi, seperti:

  • Pendidikan

Calon BCBA minimal memiliki gelar master dari program analisis perilaku yang terakreditasi. Alternatif lain, bisa dengan gelar pascasarjana di bidang terkait, kemudian mengikuti kursus khusus di analisis perilaku.

  • Pengalaman Praktik Langsung

Calon BCBA harus menyelesaikan minimal 1.500 jam praktik langsung di bidang analisis perilaku dengan bimbingan BCBA yang sudah berpengalaman. Selama praktik ini, mereka belajar langsung bagaimana mengevaluasi kondisi anak, menyusun rencana terapi, memantau perkembangan anak, dan bekerja sama dengan keluarga anak.

  • Ujian Sertifikasi

Setelah pendidikan dan pengalaman lapangan selesai, calon BCBA mengikuti ujian sertifikasi. Ujian ini berlangsung sekitar empat jam dengan 160 soal yang menguji pengetahuan tentang dasar-dasar analisis perilaku, cara merencanakan perubahan perilaku, hingga tanggung jawab terhadap klien.

Semua persyaratan dan proses yang ketat ini bertujuan untuk memastikan seorang BCBA benar-benar berpengalaman dan kompeten untuk menyusun program terapi yang aman, tepat, serta efektif bagi anak dengan kebutuhan khusus.

Tugas dan Tanggung Jawab BCBA

Lantas, apa saja tugas dan tanggung jawab BCBA dalam mendampingi proses terapi anak? Berikut adalah uraiannya:

  • Asesmen awal: BCBA akan mengevaluasi kebutuhan, kemampuan, dan tantangan yang dialami anak.

  • Menyusun program terapi: Berdasarkan hasil asesmen, BCBA menyusun program terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak.

  • Supervisi terapis: Terapis yang mendampingi anak sehari-hari selalu bekerja di bawah arahan BCBA agar sesi terapi berjalan konsisten dan efektif.

  • Monitoring dan evaluasi: BCBA akan terus memantau perkembangan anak dan menyesuaikan program jika diperlukan agar hasil terapi optimal.

  • Edukasi untuk orang tua: BCBA juga membantu Bapak dan Ibu memahami terapi yang bisa diterapkan di rumah sehingga anak mendapatkan dukungan penuh dan berkesinambungan dalam kesehariannya.

Singkatnya, BCBA adalah sosok kunci yang memastikan setiap sesi terapi berjalan terarah, efektif, dan benar-benar mendukung perkembangan anak.

Blubridge Center, Pusat Terapi Anak Terbaik di Surabaya

Anak dengan gangguan perkembangan pasti memiliki cara belajar yang unik dan membutuhkan pendekatan khusus. Oleh karenanya, Blubridge Center hadir untuk memberikan terapi yang menyenangkan dan terstruktur. 

Anak akan belajar melalui aktivitas yang menyenangkan, permainan, serta interaksi yang mendekatkan mereka dengan orang tua dan terapis. Semua program disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan unik setiap anak sehingga proses belajar terasa alami dan membebankan.

Lantas, apa saja keunggulan Blubridge Center lainnya?

  • Program yang sudah dipersonalisasi: Program terapi dirancang khusus agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perkembangan tiap anak.

  • Terapis berpengalaman dan tersertifikasi dari IPAPI (Ikatan Profesi Analis Perilaku Indonesia): Terapis kami tersertifikasi IPAPI, lembaga resmi yang menjamin kualitas layanan analisis perilaku di Indonesia. Dengan keahlian ini, kami siap mendampingi buah hati Bapak dan Bunda dengan penuh kesabaran dan perhatian.

  • Pengawasan BCBA: Semua sesi terapi diawasi langsung oleh Board Certified Behavior Analyst guna memastikan seluruh program tepat dan efektif untuk perkembangan anak.

  • Evidence-based method: Kami menggunakan terapi Applied Behavior Analysis (ABA) dan Verbal Behavior Therapy yang sudah terbukti secara ilmiah mendukung perkembangan anak.

  • Lingkungan ramah anak: Anak belajar di tempat yang nyaman, aman, dan menyenangkan, sehingga motivasi mereka untuk belajar selalu tinggi.

Kalau Bapak dan Ibu ingin memastikan anak mendapatkan terapi ABA atau Verbal Behavior Therapy dengan standar internasional yang disupervisi BCBA terpercaya, Blubridge Center adalah pilihan tepat. Jadi, jangan ragu untuk menghubungi admin kami sekarang juga untuk membuat janji konsultasi dan daftarkan anak agar bisa segera memulai perjalanan terapi yang tepat untuk masa depan mereka.

Referensi:

https://www.bacb.com/bcba/

https://www.psychology.org/resources/bcba-meaning-career-overview/

https://www.indeed.com/career-advice/career-development/how-to-become-bcba#:~:text=A%20graduate%20degree%20is%20the,4.

Apa Terapi Perilaku untuk Anak Tidak Bisa Diam (Hiperaktif)?

Pernah nggak Bapak dan Ibu merasa si kecil seperti punya “baterai” yang nggak habis-habis? Saat teman-teman sebayanya bisa duduk tenang mendengarkan cerita, anak Anda justru sibuk mondar-mandir, memotong pembicaraan, atau kesulitan mengikuti instruksi sederhana. 

Kalau anak terus-menerus begini, wajar kalau Bapak dan Ibu mulai bertanya-tanya, apakah perilaku si kecil termasuk normal atau sudah termasuk hiperaktif? Untuk memahaminya, yuk kita simak tanda-tanda anak tidak bisa diam atau hiperaktif.

Tanda dan Gejala Anak Tidak Bisa Diam (hiperaktif)

1. Sulit Memperhatikan Detail

Anak hiperaktif biasanya sulit memperhatikan detail dan mudah melewatkan instruksi kecil. Misalnya, ketika diminta merapikan mainan, ia hanya memasukkan sebagian ke kotak lalu beralih ke aktivitas lain. Hal ini sering bikin orang tua merasa anaknya asal-asalan, padahal sebenarnya ia kesulitan fokus.

2. Perhatian Mudah Teralihkan

Sedikit saja ada suara atau hal baru, konsentrasi anak langsung buyar. Anak sedang mengerjakan PR, tiba-tiba terdengar suara TV, ia langsung berlari menonton. Perhatian yang mudah teralihkan ini sering membuat tugasnya terbengkalai.

3. Tidak Dapat Menyelesaikan Tugas

Bapak dan Ibu mungkin sering menemui si kecil semangat sekali di awal, tapi akhirnya banyak pekerjaan rumah atau aktivitas yang nggak selesai. Dari menggambar, membangun lego, sampai sekadar makan, semua sering terbengkalai karena anak sulit fokus dan mudah teralihkan ke hal lain.

4. Sulit Mendengarkan

Ketika Anda berbicara langsung pada si kecil, ia terlihat mengangguk atau menjawab “iya,” tapi sebenarnya ia tidak mendengarkan sepenuhnya. Akhirnya, instruksi sering terlewat, membuat orang tua bingung kenapa anak seperti tidak pernah mendengarkan.

5. Kesulitan Mengatur Waktu dan Aktivitas

Anak hiperaktif cenderung impulsif, sulit mengatur prioritas. Waktu bermain sering kebablasan, sedangkan aktivitas penting seperti belajar atau makan jadi terabaikan.

6. Aktivitas Fisik Berlebihan

Nah, ini tanda paling ketara. Anak selalu ingin bergerak, seperti berlari, memanjat, melompat, bahkan di situasi yang seharusnya tenang seperti di kelas atau ruang tamu. Energinya seolah-olah nggak ada habisnya, membuat ia tampak berbeda dibandingkan anak lain seusianya.

7. Sering Menyela atau Tidak Sabar Menunggu Giliran

Dalam permainan atau percakapan, anak hiperaktif sulit menunggu giliran. Ia cenderung menyela, berbicara tanpa berpikir panjang, atau langsung bereaksi sebelum orang lain selesai bicara.

Penyebab Anak Tidak Bisa Diam (Hiperaktif)

Setelah memahami tanda-tandanya, Bapak dan Ibu mungkin juga penasaran tentang apa saja penyebab anak hiperaktif. Nah, inilah beberapa faktor penyebab perilaku anak tidak bisa diam.

1. Masalah Regulasi Emosi

Tidak semua anak kecil bisa mengenali dan mengatur emosinya dengan baik. Saat merasa cemas, terlalu gembira, atau kesal, mereka sering menyalurkannya lewat gerakan tubuh. Jadi, jangan heran kalau saat marah anak tiba-tiba berlari ke sana-sini atau tidak bisa duduk tenang ketika terlalu senang. Itu adalah cara alami mereka mengekspresikan perasaan.

2. Kurang Stimulasi yang Tepat

Anak-anak punya energi besar yang butuh disalurkan. Kalau energi itu tidak diarahkan ke aktivitas yang sesuai usianya, seperti bermain, olahraga ringan, atau kegiatan yang melatih konsentrasi, mereka bisa melampiaskannya dengan perilaku “tidak bisa diam”. 

Misalnya, anak yang jarang bergerak atau jarang diajak bermain aktif akan cenderung terlihat gelisah dan mudah mengganggu sekitar.

3. ADHD

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah salah satu penyebab paling umum anak terlihat hiperaktif. Tanda-tandanya bahkan sering terlihat dalam keseharian, seperti anak kesulitan menyelesaikan satu tugas, suka menyela saat orang lain bicara, atau terus bergerak bahkan saat makan.

4. Faktor Lingkungan dan Pola Asuh

Pola asuh orang tua dan lingkungan rumah juga berpengaruh terhadap perilaku anak. Rumah yang terlalu ramai, jadwal harian yang tidak teratur, atau pola asuh yang tidak konsisten bisa membuat anak makin sulit tenang. Misalnya, hari ini anak dilarang menonton TV lama tapi besok dibolehkan sepuasnya, anak bisa bingung dan akhirnya sulit mengendalikan diri.

Akibat Anak Tidak Bisa Diam

Kalau anak terus-menerus tidak bisa diam dan tidak ditangani sejak dini, efeknya bisa terasa di banyak sisi kehidupannya. Misalnya:

  • Kesulitan Belajar 

Di sekolah, anak kesulitan untuk mengikuti penjelasan guru sehingga bisa tertinggal materi pelajaran. Tidak hanya itu, anak juga bisa ditegur terus-menerus karena kesulitan mendengarkan instruksi. Lama-lama ini bisa membuat anak merasa sekolah itu tempat yang “tidak menyenangkan.”

  • Gangguan Interaksi Sosial 

Anak hiperaktif biasanya cenderung menyela saat orang lain bicara, sulit menunggu giliran, atau bertindak terlalu impulsif saat bermain. Hal ini bisa membuat teman sebaya menjauh atau merasa terganggu sehingga anak kesulitan punya sahabat dekat.

  • Masalah Emosional 

Bayangkan kalau setiap hari anak mendapat komentar negatif, seperti “jangan ribut terus,” atau “kok kamu nggak bisa diam?” Lama-lama anak bisa merasa frustrasi dan rendah diri. Kondisi ini bahkan bisa memengaruhi rasa percaya dirinya dalam jangka panjang.

  • Risiko Keselamatan 

Karena impulsif, anak hiperaktif sering bertindak dulu baru berpikir. Misalnya, tiba-tiba berlari menyeberang jalan tanpa melihat, memanjat kursi tinggi tanpa hati-hati, atau menyentuh benda berbahaya di rumah. Hal-hal ini membuat mereka lebih rentan mengalami kecelakaan.

Terapi ABA: Terapi Perilaku untuk Anak Tidak Bisa Diam

Salah satu metode terapi yang sering digunakan untuk membantu anak tidak bisa diam adalah terapi Applied Behavior Analysis (ABA). Terapi ini berfokus pada pemahaman bagaimana perilaku anak terbentuk, apa pemicunya, serta bagaimana memberikan respon atau konsekuensi yang tepat agar anak dapat belajar mengatur dirinya.

Dalam praktiknya, terapi ABA menekankan pada pengembangan perilaku positif anak melalui reinforcement positif. Jadi, setiap kali anak menunjukkan perilaku baik, ia akan diberikan pujian, hadiah kecil, atau bentuk penghargaan lainnya yang membuatnya merasa senang. Dengan begitu, anak akan termotivasi untuk mengulangi perilaku baik tersebut.

Beberapa contoh perilaku positif atau keterampilan yang biasanya dilatih melalui terapi ABA antara lain:

  • Fokus lebih baik: Anak belajar membagi aktivitas menjadi langkah-langkah kecil sehingga lebih mudah diikuti.

  • Mengurangi perilaku impulsif: Anak dibimbing untuk menunggu giliran, mengikuti instruksi, dan mengendalikan dorongan spontan.

  • Mengelola emosi lewat rutinitas: Anak dibiasakan dengan jadwal aktivitas yang jelas dan teratur sehingga anak merasa lebih aman dan tenang.

Jadi, dengan terapi ABA, Bapak dan Ibu bisa melihat bahwa anak tidak hanya dilatih untuk menjadi lebih tenang, tetapi juga dibekali berbagai keterampilan sehari-hari yang penting, mulai dari menyelesaikan tugas, berinteraksi dengan orang lain, hingga mengelola emosi.

Blubridge Center, Pusat Terapi ABA Terpercaya di Surabaya

Bapak dan Ibu, jika si kecil menunjukkan tanda-tanda hiperaktif, jangan ragu untuk mengambil langkah sejak dini, ya! Sebagai pusat terapi ABA terpercaya di Surabaya, Blubridge Center berkomitmen untuk membantu tumbuh kembang anak Anda dengan optimal. 

Di Blubridge Center, Bapak dan Ibu akan mendapatkan layanan terbaik dengan berbagai keunggulan, seperti:

  • Terapis profesional dan tersertifikasi IPAPI serta peduli terhadap perkembangan anak Anda.

  • Program terapi yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan yang masing-masing anak.

  • Supervisi langsung dari Board Certified Behavior Analyst (BCBA) untuk  memastikan kualitas dan efektivitas setiap sesi.

Dengan metode terapi yang profesional dan pendekatan penuh kasih sayang, Blubridge Center membantu anak-anak hiperaktif untuk menjadi lebih tenang, fokus, dan mampu menjalankan kesehariannya dengan mandiri. Yuk, segera hubungi admin kami untuk konsultasi awal dan daftarkan si kecil agar mendapatkan terapi yang tepat sejak dini.

Referensi:

https://bluegemsaba.com/aba-therapy-for-adhd/

https://www.mastermindbehavior.com/post/the-benefits-of-aba-therapy-for-children-with-adhd

Anak Sulit Fokus? Ini Terapi Perilaku yang Tepat!

Kemampuan konsentrasi adalah salah satu keterampilan penting yang dibutuhkan anak untuk belajar, bersosialisasi, dan berkembang dengan optimal. Namun, ketika sang buah hati sering terlihat sulit fokus, cepat terdistraksi, atau bahkan kesulitan menyelesaikan satu aktivitas, sangat wajar jika Bapak dan Ibu merasa cemas dan khawatir.

Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan konsentrasi yang perlu ditangani sejak dini agar tidak mengganggu proses belajar dan perkembangan anak. Lalu, apa saja tanda-tanda anak sulit fokus? Dan terapi perilaku apa yang bisa membantu mereka? Mari kita bahas bersama.

Tanda-Tanda Anak Mengalami Gangguan Konsentrasi

Anak yang mengalami gangguan konsentrasi akan terlihat melalui perilakunya sehari-hari. Karena itu, orang tua perlu peka mengenali berbagai tanda-tanda ini agar bisa segera mengambil langkah yang tepat.

  • Sulit Memperhatikan Detail

Anak dengan gangguan konsentrasi biasanya sering melakukan kesalahan kecil yang berulang. Misalnya, ketika mengerjakan soal matematika, ia sudah paham konsepnya tapi tetap salah menulis angka. Atau ketika diminta menyalin catatan, ada kata atau kalimat yang terlewat. 

Kesalahan ini bukan karena anak tidak mampu, melainkan karena perhatiannya tidak bisa bertahan cukup lama untuk memperhatikan detail yang penting.

  • Perhatiannya Mudah Teralihkan

Anak yang sangat sensitif terhadap stimulus di sekitarnya umumnya mengalami gangguan konsentrasi. Hanya dengan suara televisi menyala, notifikasi ponsel, atau bahkan orang lewat, fokus anak bisa langsung hilang. Akibatnya, kegiatan belajar jadi sering terputus-putus. 

Dalam jangka panjang, ini membuat anak kesulitan untuk benar-benar memahami materi pelajaran atau menyelesaikan aktivitas sederhana sekalipun.

  • Tidak Dapat Menyelesaikan Tugas

Anak sering terlihat semangat di awal saat mengerjakan sesuatu, tapi sulit menuntaskan hingga selesai. Misalnya, ia mulai menggambar dengan antusias, namun lima menit kemudian sudah beralih ke mainan lain. 

Pola ini sering terjadi pada tugas sekolah, proyek kecil di rumah, atau bahkan rutinitas harian seperti membereskan kamar. Tugas yang tidak pernah selesai membuat anak tampak kurang bertanggung jawab, padahal sebenarnya masalahnya ada di konsentrasi.

  • Sulit Mendengarkan

Orang tua mungkin merasa anak sering “tidak mendengarkan” padahal sedang diajak bicara. Bukan berarti anak menolak interaksi, tetapi pikirannya melayang ke hal lain sehingga informasi yang masuk tidak diproses dengan baik. 

Bahkan ketika ditanya ulang, anak tidak bisa mengulangi perkataan orang tua dengan benar. Hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi sehari-hari.

  • Kesulitan Mengatur Waktu

Gangguan konsentrasi juga memengaruhi kemampuan anak dalam mengatur waktu dan menentukan prioritas. Ia sering menunda-nunda pekerjaan, tidak bisa memperkirakan durasi suatu aktivitas, atau kewalahan ketika harus mengatur jadwal. 

Misalnya, anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk hal kecil, lalu kehabisan waktu untuk tugas yang lebih penting. Kondisi ini sering terlihat saat anak mulai bersekolah dan dituntut mengikuti jadwal yang lebih terstruktur.

Penyebab Anak Sulit Fokus

  • Kurang Tidur

Tidur adalah kebutuhan utama anak untuk menjaga fungsi otak tetap optimal, dan idealnya, anak usia sekolah membutuhkan waktu tidur 9–11 jam setiap malam. 

Jika anak sering tidur larut malam atau kualitas tidurnya buruk, otak tidak mendapat waktu cukup untuk beristirahat dan memproses informasi. Akibatnya, anak mudah mengantuk di siang hari, sulit menyerap pelajaran, bahkan emosinya bisa jadi lebih mudah meledak. 

  • Nutrisi Tidak Seimbang

Pola makan sangat memengaruhi daya konsentrasi anak. Terlalu banyak konsumsi gula dan makanan olahan bisa membuat anak cepat merasa lelah, mudah gelisah, atau sulit duduk tenang. 

Sebaliknya, kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, omega-3, vitamin B, dan protein dapat menurunkan fungsi kognitif. Memberikan makanan seimbang seperti sayuran, buah, ikan, dan kacang-kacangan dapat membantu anak lebih fokus saat belajar.

  • Lingkungan yang Kurang Mendukung

Faktor eksternal juga sangat berpengaruh. Lingkungan belajar yang berisik, penuh gangguan dari gadget, atau ruangan yang kurang nyaman bisa membuat anak cepat kehilangan konsentrasi. 

Selain itu, terlalu banyak distraksi dari televisi, suara bising, atau bahkan mainan di sekitar meja belajar membuat anak sulit menyelesaikan tugas. Oleh karena itu, penting menyediakan ruang belajar yang tenang dan minim gangguan

  • ADHD

Salah satu penyebab anak sulit fokus yang lebih serius adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Anak dengan ADHD umumnya mengalami kesulitan memperhatikan, cenderung impulsif, dan tidak bisa duduk diam dalam waktu lama. 

Kondisi ini bukan sekadar “nakal” atau “tidak mau mendengarkan,” melainkan gangguan perkembangan yang membutuhkan penanganan khusus dari tenaga ahli. Dengan terapi perilaku, dukungan orang tua, dan dalam beberapa kasus pengobatan, anak dengan ADHD tetap bisa berkembang secara optimal.

Terapi ABA untuk Meningkatkan Fokus Anak

Jika Bapak dan Ibu sudah mencoba berbagai cara untuk meningkatkan fokus anak tetapi hasilnya belum maksimal, hal ini bisa menjadi tanda bahwa anak membutuhkan bantuan profesional. Salah satu terapi yang terbukti efektif untuk membantu meningkatkan fokus anak adalah terapi Applied Behavior Analysis (ABA).

Pada dasarnya, terapi ABA adalah metode terapi yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan baru yang positif sekaligus mengurangi perilaku yang menghambat perkembangan anak. Terapi ini menggunakan prinsip reward, di mana setiap keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas atau mengikuti instruksi akan diberikan apresiasi. Cara ini terbukti membuat anak lebih termotivasi untuk belajar dan fokus.

Terapi ABA biasanya dilakukan secara bertahap dan terstruktur. Misalnya, anak akan diajak untuk mengerjakan tugas-tugas sederhana seperti menyelesaikan puzzle atau mengikuti instruksi singkat. Setelah berhasil, tingkat kesulitan ditingkatkan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan anak. Konsistensi inilah yang membuat anak terbiasa fokus, mendengarkan, dan menyelesaikan tugas sampai selesai.

Konsultasikan Kondisi Sang Buah Hati pada Blubridge Center!

Bapak dan Ibu, jika si kecil mulai terlihat sulit fokus, mudah terdistraksi, atau kesulitan menyelesaikan kegiatan sehari-hari, jangan khawatir. Blubridge Center, pusat terapi perkembangan anak di Surabaya, siap mendampingi tumbuh kembangnya.

Kami menggunakan metode Applied Behavior Analysis (ABA), sebuah terapi yang telah terbukti secara ilmiah membantu anak meningkatkan kemampuan fokus dan konsentrasinya.

Adapun, beberapa hal yang membuat terapi ABA di Blubridge Center unggul, antara lain:

  • Didampingi terapis berpengalaman yang penuh perhatian.

  • Program terapi disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap anak.

  • Proses terapi diawasi langsung oleh BCBA (Board Certified Behavior Analyst).

Kami percaya setiap anak memiliki potensi luar biasa, dan dengan dukungan yang tepat, si kecil bisa berkembang lebih optimal. Yuk, Bapak dan Ibu, jangan ragu untuk menghubungi admin kami dan segera jadwalkan sesi konsultasi. Mari kita bersama-sama membantu si kecil mengatasi kesulitannya dan tumbuh dengan lebih percaya diri.


Referensi:

https://cadey.co/articles/focusing/

https://www.discoveryaba.com/aba-therapy/how-aba-therapy-can-improve-focus-and-attention-in-children

Blubridge Center: Tempat Terapi Anak Tantrum di Surabaya

Pernah nggak Bapak dan Ibu sedang belanja di supermarket, lalu si kecil tiba-tiba menangis keras karena tidak dibelikan mainan? Atau mungkin, saat di rumah, si kecil melempar-lempar barang karena merasa kesal ketika permintaannya tidak dituruti. 

Rasanya pasti campur aduk, antara bingung, lelah, sekaligus khawatir dengan tatapan orang sekitar. Kalau Ayah dan Bunda pernah mengalaminya, tenang, Anda tidak sendirian. Banyak orang tua menghadapi hal yang sama. 

Namun, kalau tantrum anak muncul terlalu sering dan sulit dikendalikan, mungkin sudah saatnya mencari bantuan profesional agar si kecil mampu mengelola emosinya dengan cara yang tepat.

Apa Itu Tantrum pada Anak?

Sederhananya, tantrum adalah cara anak meluapkan rasa frustrasi ketika mereka belum bisa menyampaikan kebutuhan atau perasaannya dengan kata-kata. Biasanya rasa frustrasi mereka ditunjukkan lewat tangisan keras, teriakan, berguling di lantai, atau bahkan melempar barang. 

Menurut UNICEF, tantrum yang masih tergolong normal umumnya hanya berlangsung selama 5-10 menit. Seiring bertambahnya usia anak, frekuensinya pun akan semakin berkurang. Namun, jika tantrum anak muncul lebih sering, berlangsung lebih lama, atau sampai membuat anak melukai diri sendiri, Bapak dan Ibu sebaiknya segera mencari bantuan profesional. 

Namun, sebelum sampai ke tahap itu, mari kita pahami dulu, apa saja sih yang biasanya memicu tantrum pada anak?

Penyebab Anak Sering Tantrum

  • Kesulitan Mengekspresikan Diri

Coba bayangkan saat kita ingin sesuatu tapi lidah rasanya terkunci, tidak bisa bicara. Pasti bikin kesal, kan? Nah, begitu juga dengan anak. Kalau kemampuan bicaranya belum lancar, mereka pakai tantrum sebagai cara untuk “berbicara.”

Misalnya, mereka ingin bilang “Aku haus” atau “Aku mau main di luar,” tapi belum bisa mengucapkannya. Akhirnya, tangisan atau teriakan jadi cara paling cepat buat melampiaskan rasa frustrasi itu. Hal ini wajar terjadi, terutama pada anak dengan keterlambatan bicara atau yang masih belajar cara berkomunikasi.

  • Kelelahan dan Kelaparan

Ayah dan Bunda, jangan heran kalau si kecil gampang meledak saat lapar atau mengantuk. Pasalnya, saat tubuhnya capek atau perutnya kosong, anak jadi lebih sulit mengatur emosinya. Jadi, tantrum kadang menjadi alarm bahwa mereka butuh tidur yang cukup atau makanan yang mengenyangkan.

  • Keinginan yang Tidak Terpenuhi

Anak-anak masih dalam proses belajar menerima kata “tidak”. Misalnya, saat mainan yang diinginkan tidak dibelikan, atau ketika harus berhenti menonton TV untuk tidur, mereka bisa merasa kecewa seolah dunianya runtuh. Perasaan itu sering diluapkan lewat tantrum. Hal ini wajar, karena bagian dari proses tumbuh kembang anak untuk memahami bahwa hidup memiliki aturan dan batasan.

  • Pola Asuh Orang Tua

Cara Bapak dan Ibu merespons tantrum ternyata sangat memengaruhi kebiasaan anak, lho.Jika setiap tantrum diikuti dengan pemberian mainan atau camilan, anak akan belajar bahwa menangis keras adalah cara efektif untuk mendapatkan keinginannya. 

Sebaliknya, pola asuh yang konsisten, misalnya dengan memberikan pelukan untuk menenangkan, tapi tetap tegas pada aturan, akan membantu anak memahami bahwa ada cara yang lebih sehat untuk menyampaikan kebutuhannya.

  • Sulit Meregulasi Emosi

Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder) sering kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Ini membuat anak dengan ASD menjadi lebih mudah marah, cemas, atau bertindak impulsif. 

Karena itu, tak heran jika tantrum pada anak dengan kebutuhan khusus bisa terjadi lebih sering, berlangsung lebih lama, atau muncul dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan anak seusianya.

Tanda Tantrum yang Membutuhkan Terapi

Setiap anak pasti pernah tantrum, dan itu bagian normal dari perkembangan. Tapi, ada saat di mana tantrum bukan lagi sekadar hal yang wajar, melainkan sinyal bahwa anak butuh dukungan lebih. Lantas, apa saja tanda tantrum anak yang membutuhkan terapi? 

  • Perilaku Agresif dan Merusak

Kalau tantrum anak sudah sampai tahap memukul orang lain, menggigit, membenturkan kepala, atau merusak benda, ini sudah mengkhawatirkan dan menjadi tanda bahwa anak butuh cara baru untuk menyalurkan emosinya.

  • Frekuensi dan Durasi Berlebihan

Jika Ayah dan Bunda sering menemukan si kecil tantrum berkali-kali dalam sehari dan berlangsung lebih dari 5-10 menit, itu tanda bahaya dan anak harus segera ditolong.

  • Anak Sulit Ditenangkan

Biasanya, anak bisa lebih tenang setelah dipeluk, diajak bicara lembut, atau dialihkan perhatiannya. Namun, jika tantrum terus berlanjut meskipun orang tua sudah mencoba berbagai cara, ini menunjukkan anak kesulitan menenangkan diri. Inilah saatnya melibatkan tenaga profesional.

Bagaimana Blubridge Center Memberikan Terapi Anak Tantrum?

Blubridge Center adalah pusat terapi ABA di Surabaya yang membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus belajar mengelola emosi dan meningkatkan keterampilan sehari-hari. 

Dengan terapi Applied Behavior Analysis (ABA) yang sudah terbukti efektif secara ilmiah, terapis kami mendampingi anak mengenali emosinya, belajar mengekspresikan diri dengan cara yang tepat, serta mengurangi tantrum berlebihan secara bertahap.

Berikut langkah-langkah terapi di Blubridge Center:

  • Asesmen awal: Kami mencari tahu apa saja pemicu tantrum, bagaimana tantrum biasanya berlangsung, dan apa yang terjadi setelahnya.

  • Menyusun program terapi: Setiap program disusun khusus sesuai kebutuhan dan karakter anak.

  • Penguatan positif & perilaku pengganti: Anak belajar menunjukkan perasaan dengan kata singkat, simbol, atau ekspresi tubuh yang tepat. Setiap keberhasilan anak akan diberikan penghargaan. 

  • Evaluasi berkala: Perkembangan anak terus dipantau, dan program akan disesuaikan jika diperlukan.

Selain itu, kami juga melibatkan orang tua dalam proses terapi. Bapak dan Ibu juga akan mendapat panduan agar bisa menerapkan strategi yang sama di rumah, sehingga hasil terapi anak lebih maksimal.

Dengan terapis berpengalaman dan metode yang tepat, kami berkomitmen untuk mendampingi Bapak dan Ibu dalam membantu si kecil tumbuh lebih tenang, bahagia, dan bisa mengelola emosinya. Yuk, hubungi admin kami sekarang dan buat janji konsultasi!

Referensi: 

https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10544895/

https://www.unicef.org/rosa/stories/handling-temper-tantrums#:~:text=Is%20a%20temper%20tantrum%20normal,advice%20and%20redress%20this%20behaviour.

https://www.discoveryaba.com/aba-therapy/managing-tantrums-with-aba

Verbal Behavior Therapy: Pengertian, Manfaat, dan Metode

Setiap anak punya cara belajar dan berkomunikasi yang unik, terutama bagi mereka yang mengalami gangguan perkembangan, seperti autisme atau keterlambatan bicara. Anak-anak ini sering membutuhkan pendekatan khusus agar bisa mengekspresikan kebutuhan, perasaan, dan keinginannya secara efektif. Nah, salah satu metode yang terbukti secara ilmiah membantu anak-anak tersebut belajar bahasa dan komunikasi secara bertahap adalah Verbal Behavior Therapy. 

Apa itu Verbal Behavior Therapy, tujuannya, metode yang digunakan, dan manfaatnya, semua akan kita kulik secara detail dalam artikel ini.

Apa Itu Verbal Behavior Therapy?

Verbal Behavior Therapy (VBT) adalah terapi yang dikembangkan berdasarkan teori verbal behavior B.F. Skinner dan prinsip Applied Behavior Analysis (ABA). Pada dasarnya, terapi ini fokus membantu anak, khususnya yang mengalami autisme atau keterlambatan bicara, belajar komunikasi dan bahasa dengan terstruktur dan sesuai kemampuan anak. 

Terapi ini tidak sekadar mengajarkan anak menghafal kata-kata. Lebih dari itu, Verbal Behavior Therapy membantu anak memahami mengapa dan bagaimana kata-kata tersebut digunakan dalam komunikasi sehari-hari, misalnya untuk meminta sesuatu, menanggapi pertanyaan, menyampaikan perasaan, atau berbagi pengalaman.

Dengan pendekatan ini, anak belajar bahasa secara fungsional sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosialnya.

Tujuan Verbal Behavior Therapy

Berikut adalah beberapa tujuan utama dari penerapan Verbal Behavior Therapy:

  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak, baik secara verbal maupun nonverbal

  • Membantu anak memahami fungsi bahasa, misalnya kapan harus meminta dan kapan harus merespons

  • Mengembangkan kemampuan anak dalam menyampaikan kebutuhannya dengan efektif

  • Membekali anak dengan keterampilan sosial agar bisa berinteraksi lebih baik di sekolah, rumah, maupun lingkungan bermain

Metode Verbal Behavior Therapy

Verbal Behavior Therapy (VBT) dilakukan secara bertahap dengan pendekatan yang menyenangkan, penuh pengulangan, dan dekat dengan aktivitas sehari-hari anak. Setiap metode dirancang untuk membangun kemampuan bahasa dan komunikasi secara fungsional sehingga anak bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Metode utama dari terapi ini antara lain:

  • Mand (Meminta sesuatu)

Fokus dari metode ini adalah mengajarkan anak untuk mengekspresikan kebutuhannya dengan kata-kata, bukan hanya menangis, menunjuk, atau tantrum.

Contohnya, saat anak ingin minum, alih-alih hanya menangis atau menarik tangan Bunda ke dapur, ia diajak mengucapkan “mau minum.” Dengan latihan ini, anak belajar bahwa kata-kata adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, sekaligus mengurangi perasaan frustrasi yang ia alami.

  • Tact (Memberi label atau menyebut sesuatu)

Tujuan metode ini adalah memperkaya kosakata anak dan membantu mereka memahami lingkungan sekitar. Anak belajar menyebut benda, warna, kegiatan, atau hal-hal yang mereka lihat.

Misalnya, saat melihat bola di ruang tamu, anak diajak menyebut “bola.” Jika melihat mobil mainan, dia diajak berkata “mobil.” Semakin sering anak menamai benda di sekitarnya, semakin mudah ia berinteraksi dengan orang lain dan menyampaikan ide atau perasaan.

  • Echoic (Menirukan kata atau suara)

Metode ini melatih anak untuk menirukan kata atau suara yang didengar. Latihan ini penting untuk membangun kemampuan bicara dasar dan memperkuat artikulasi.

Contoh, terapis atau orang tua mengatakan “mama,” kemudian anak menirukan “mama.” Latihan sederhana ini membantu anak belajar suara, intonasi, dan pola kata yang nantinya digunakan dalam percakapan sehari-hari.

  • Intraverbal (Menjawab pertanyaan atau percakapan sederhana)

Metode ini mengajarkan anak untuk merespons pertanyaan atau percakapan sederhana, sehingga mereka belajar menggunakan bahasa secara sosial dan fungsional.

Misalnya, orang tua bertanya, “Siapa namamu?” dan anak menjawab “Bima.” Atau ditanya “Kamu mau makan apa?” lalu anak menjawab “nasi.” Latihan intraverbal membuat anak lebih aktif dalam percakapan sehari-hari, memahami giliran berbicara, dan belajar menanggapi orang lain dengan tepat.

Dengan kombinasi keempat metode ini, Verbal Behavior Therapy tidak hanya mengajarkan kata atau kalimat secara terpisah, tetapi membantu anak memahami mengapa kata itu digunakan, kapan digunakan, dan bagaimana berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. 

Prosesnya dilakukan secara konsisten dan penuh stimulasi positif, sehingga anak merasa nyaman, termotivasi, dan lebih cepat menguasai keterampilan komunikasi.

Manfaat Verbal Behavior Therapy 

Verbal Behavior Therapy tentu memberikan berbagai manfaat untuk perkembangan anak, seperti berikut ini:

  • Meningkatkan kemampuan bicara dan komunikasi

Anak belajar menyampaikan kebutuhan dan perasaan dengan lebih jelas, sehingga mengurangi perasaan frustrasi atau perilaku tantrum anak.

  • Mengembangkan keterampilan sosial

Melalui latihan percakapan, anak terbiasa berinteraksi dengan orang lain, memahami giliran berbicara, dan belajar empati.

  • Meningkatkan prestasi akademik

Kemampuan bahasa yang lebih baik membuat anak lebih mudah memahami instruksi guru, mengikuti pelajaran, serta berpartisipasi aktif di kelas.

  • Mengembangkan kemandirian

Dengan bisa menyampaikan apa yang mereka butuhkan, anak lebih mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

  • Mengurangi perilaku bermasalah terkait komunikasi

Kesulitan berkomunikasi sering memicu tantrum atau perilaku agresif. VB Therapy membantu mengurangi masalah ini dengan memberikan “alat komunikasi” yang lebih efektif.

Bagaimana Blubridge Center Memberikan Verbal Behavior Therapy?

Blubridge Center, sebagai pusat terapi ABA di Surabaya, percaya bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa untuk berkembang. Karena itu, program Verbal Behavior Therapy kami selalu disesuaikan dengan kebutuhan unik masing-masing anak.

Adapun, proses terapi ini meliputi:

  • Asesmen awal: Kami melakukan evaluasi menyeluruh untuk memahami kemampuan bahasa, komunikasi, dan kebutuhan anak.

  • Menyusun program terapi personal: Setiap anak mendapatkan rencana terapi yang dirancang khusus sesuai kebutuhan dan tujuan perkembangannya.

  • Latihan komunikasi dan sosial: Anak berlatih secara menyenangkan melalui permainan, percakapan, dan aktivitas sehari-hari.

  • Evaluasi dan penyesuaian berkala: Perkembangan anak dipantau secara rutin, lalu program disesuaikan agar hasilnya optimal.

Dengan terapi yang konsisten dan personal ini, kami ingin membantu anak agar mereka tidak hanya bisa berbicara, tetapi juga mampu menggunakan bahasa untuk membangun hubungan sosial dan menghadapi dunia dengan lebih percaya diri.

Jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang bagaimana Verbal Behavior Therapy bisa mendukung perkembangan buah hati, jangan ragu untuk menghubungi admin kami. Mari kita bersama-sama membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri dan percaya diri.

Referensi:

https://lighthouseautismcenter.com/blog/what-is-verbal-behavior-therapy/

https://www.autismspeaks.org/verbal-behavior-therapy 

https://www.songbirdcare.com/articles/benefits-of-aba-therapy

Anak Terlambat Bicara? Ini Penyebab dan Terapi yang Dibutuhkan!

Pernahkah Bapak atau Ibu merasa khawatir karena anak seusia teman-temannya sudah bisa menyebut kata-kata sederhana, tapi si kecil masih kesulitan berbicara? Sebagai orang tua, perasaan cemas dan bingung tentu akan muncul saat menghadapi situasi tersebut. Apalagi, kemampuan bicara adalah salah satu tonggak penting perkembangan anak. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu keterlambatan bicara pada anak, penyebabnya, tanda-tanda yang perlu diperhatikan, serta terapi yang dapat membantu si kecil mulai berbicara dan berkomunikasi dengan lebih baik.

Apa Itu Keterlambatan Bicara pada Anak?

Keterlambatan bicara terjadi ketika kemampuan anak untuk memahami atau menggunakan bahasa berkembang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Misalnya, anak usia 2 tahun biasanya sudah bisa mengucapkan sekitar 50 kata atau mulai menyusun dua kata sederhana, seperti “mama makan” atau “bola itu.” Jika anak belum melakukan ini, bisa menjadi tanda keterlambatan bicara.

Selain jumlah kata, keterlambatan bicara juga bisa terlihat dari kesulitan anak dalam mengekspresikan kebutuhan, menjawab pertanyaan sederhana, atau mengikuti instruksi ringan. Hal ini tidak selalu berarti ada masalah serius, tapi penting untuk diperhatikan agar anak mendapatkan dukungan yang tepat sejak dini, sehingga perkembangan bahasa dan komunikasi mereka bisa lebih optimal.

Penyebab Anak Terlambat Bicara

  • Anak jarang diajak bicara atau berinteraksi

Bahasa anak berkembang melalui interaksi sehari-hari dengan orang tua atau pengasuh. Jika ia jarang diajak berbicara, bernyanyi, atau bermain bersama, maka kesempatan untuk meniru kata-kata dan mengekspresikan diri juga berkurang.

  • Terlalu banyak terpapar gadget

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengurangi interaksi langsung antara anak dan orang tua. Studi yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa anak yang sering menatap layar cenderung mengalami keterlambatan bahasa karena kurangnya stimulasi verbal dari orang tua. Jadi, meskipun gadget bisa bersifat edukatif, interaksi nyata tetap lebih penting untuk perkembangan bicara anak.

  • Gangguan pendengaran & mulut

Masalah medis seperti infeksi telinga kronis, gangguan pada pita suara, atau kelainan struktur mulut bisa memengaruhi kemampuan anak untuk mendengar dan mengucapkan kata-kata dengan jelas. Kondisi ini membuat anak sulit meniru suara dan kata-kata yang didengar, sehingga perkembangan bahasanya bisa tertunda.

  • Riwayat Keluarga

Faktor genetik juga dapat berperan dalam perkembangan bahasa anak. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami keterlambatan bicara, anak berisiko mengalami hal serupa. 

  • Gangguan spektrum autisme

Menurut Autism Speaks, salah satu tanda awal autisme adalah keterlambatan bicara, terutama jika disertai dengan kesulitan kontak mata, tidak merespons ketika dipanggil, atau lebih sering menggunakan gestur daripada kata-kata.

Tanda Anak Mengalami Keterlambatan Bicara

Berikut adalah beberapa tanda anak mengalami keterlambatan bicara yang harus diperhatikan:

  • Sulit merespons saat diajak bicara: Misalnya, ketika dipanggil namanya, anak tidak menoleh atau merespons.

  • Kesulitan menyebutkan nama-nama benda di rumah: Anak usia sekitar 12 bulan biasanya sudah bisa menyebut beberapa kata sederhana, seperti “mama” atau “papa”. Jika anak tampak kesulitan, kemampuan bahasanya mungkin perlu diperhatikan lebih lanjut.

  • Sulit memahami instruksi sederhana: Saat diminta “ambil sepatu,” anak tidak merespons atau tidak mengerti maksud instruksi.

  • Lebih sering menunjukkan gestur tubuh saat meminta sesuatu: Misalnya, menunjuk atau menarik tangan orang tua, tanpa berusaha mengucapkan kata.

  • Menghindari kontak mata dengan lawan bicara: Kontak mata adalah salah satu dasar komunikasi sosial. Jika anak jarang melakukannya, bisa jadi ini tanda ada hambatan dalam perkembangan komunikasi.

Mengenal Verbal Behavior Therapy untuk Anak Terlambat Bicara

Jika Bapak dan Ibu memiliki anak yang mengalami keterlambatan bicara, mungkin sering merasa khawatir atau bingung apa terapi yang dapat membantu si kecil. Nah, salah satu terapi yang terbukti efektif untuk membantu anak yang terlambat bicara adalah Verbal Behavior (VB) Therapy, yang dikembangkan dari prinsip Applied Behavior Analysis (ABA). 

Terapi ini tidak hanya sekadar menghafal kata-kata, tetapi juga mengajarkan anak bagaimana dan kapan menggunakan kata-kata tersebut dalam komunikasi sehari-hari.

Cara Kerja Verbal Behavior Therapy

Lantas, bagaimana cara kerja Verbal Behavior Therapy dalam mendukung perkembangan anak yang terlambat bicara? Berikut penjelasannya.

  • Mengidentifikasi Kebutuhan Anak

Terapis memulai dengan memahami kemampuan bahasa anak saat ini, misalnya kata-kata yang sudah bisa diucapkan dan bagaimana anak mengekspresikan keinginannya.

  • Mengajarkan kata secara bertahap: 

Anak diajarkan empat jenis perilaku verbal:

  • Mand (Permintaan): Anak belajar meminta sesuatu, misalnya mengatakan “air” saat ingin minum atau “bola” saat ingin bermain.

  • Tact (Komentar): Anak menggunakan kata untuk mengomentari lingkungan sekitar, misalnya menunjuk sepeda dan berkata “sepeda” saat melihat tetangga sedang mengayuh sepeda.

  • Intraverbal (Jawaban/Respon): Anak merespons pertanyaan sederhana, misalnya saat ditanya “mau makan apa?” anak menjawab “ayam”.

  • Echoic (Meniru Kata): Anak meniru kata yang didengar, misalnya mendengar “bola?” lalu menjawab “bola!”, yang membantu anak belajar berbicara melalui meniru.

  • Memberi Reward dan Reinforcement

Setiap kali anak berhasil menggunakan kata atau kalimat dengan tepat, terapis memberi pujian, mainan kecil, atau aktivitas menyenangkan lainnya. Cara ini membuat belajar menjadi menyenangkan dan memotivasi anak untuk mengulang perilaku positif.

  • Melatih Komunikasi dalam Situasi Sehari-Hari

Anak diajak menggunakan kata-kata dalam konteks nyata, misalnya meminta minum saat haus, menyebut nama benda saat bermain, atau menjawab pertanyaan sederhana dari orang tua.

  • Evaluasi dan Penyesuaian

Terapi dilakukan secara rutin dan program disesuaikan berdasarkan perkembangan anak, sehingga setiap langkah dirancang agar maksimal mendukung kemampuan komunikasinya.

Dengan metode Verbal Behavior Therapy ini, anak tidak hanya belajar kata-kata, tetapi juga memahami fungsi kata dalam berkomunikasi, sehingga kemampuan bicara mereka meningkat secara bertahap.

Peran dan Dukungan Orang Tua dalam Proses Terapi Anak Terlambat Bicara

Dalam terapi anak terlambat bicara, peran terapis memang punya pengaruh besar terhadap hasil terapi. Namun, dukungan Bapak dan Ibu sehari-hari juga sama pentingnya. Keterlibatan orang tua secara konsisten bisa membuat hasil terapi anak terlihat lebih cepat dan maksimal.

Beberapa hal sederhana yang bisa Bapak dan Ibu lakukan di rumah untuk membantu perkembangan anak, misalnya:

  • Ajak anak berbicara dengan kalimat sederhana

Bicara dengan kata-kata yang mudah dipahami membantu anak belajar merespons tanpa merasa terbebani.

  • Kurangi penggunaan gadget dan ganti dengan aktivitas interaktif

Misalnya bermain tebak gambar, membaca buku bersama, atau bernyanyi bersama. Aktivitas ini merangsang anak untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri.

  • Berikan pujian ketika anak mencoba berbicara

Pujian membuat anak merasa usahanya dihargai, sehingga termotivasi untuk mencoba lagi.

  • Latihan kecil di rumah sesuai arahan terapis

Konsistensi latihan di rumah memperkuat pembelajaran dari sesi terapi, sehingga perkembangan anak menjadi lebih efektif.

Mencari Layanan Terapi Anak Terlambat Bicara di Surabaya? Blubridge Center Solusinya!

Di Blubridge Center, setiap anak mendapat program Verbal Behavior Therapy yang disesuaikan secara khusus dengan kemampuan, kebutuhan, dan potensi si kecil. Setiap sesi terapi dipandu oleh terapis profesional yang berpengalaman dan menggunakan evidence-based method yang telah terbukti efektif sesuai prinsip terapi ABA.

Lebih dari itu, semua program kami juga mendapat pengawasan langsung oleh Board Certified Behavior Analyst (BCBA) untuk memastikan setiap sesi berjalan dengan terukur, konsisten, dan sesuai standar internasional.

Kami percaya bahwa lingkungan yang suportif dan pendekatan terapi yang tepat membuat anak merasa nyaman, termotivasi, dan lebih cepat mengembangkan keterampilan bicara dan komunikasi. Oleh karenanya, jika Bapak dan Ibu melihat tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak Anda, jangan menunggu lebih lama. Segera hubungi tim kami untuk membuat janji konsultasi dan temukan terapi yang tepat bagi si kecil!

Referensi:

https://jamanetwork.com/journals/jamapediatrics/fullarticle/2722666

https://www.autismspeaks.org/signs-autism 

https://lighthouseautismcenter.com/blog/what-is-verbal-behavior-therapy/

https://www.autismspeaks.org/verbal-behavior-therapy 

Terapi ABA: Pengertian & Manfaatnya untuk Anak dengan Gangguan Perkembangan!

Sebagai orang tua, tentu kita ingin melihat anak tumbuh, berkembang, dan bisa beradaptasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagi sebagian anak dengan gangguan perkembangan, proses ini bisa terasa lebih menantang. 

Karena itulah terapi Applied Behavior Analysis (ABA) hadir sebagai salah satu metode yang sering direkomendasikan untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus berkembang dengan lebih optimal.

Lantas, apa itu terapi ABA, siapa yang membutuhkannya, bagaimana prinsip-prinsip dasar, dan manfaatnya untuk anak Anda? Simak artikel ini selengkapnya.

Pengertian Terapi ABA

Applied Behavior Analysis (ABA) adalah terapi yang dirancang untuk mendukung anak belajar hal-hal baru, membentuk kebiasaan positif, sekaligus mengurangi perilaku yang menghambat perkembangan. 

Dalam terapi ini, anak diajarkan keterampilan positif secara bertahap, seperti berkomunikasi dengan lebih jelas, mengikuti instruksi, mengelola emosi, hingga berinteraksi dengan teman sebaya. Setiap kali anak berhasil menunjukkan perilaku positif, ia akan mendapatkan reward sebagai bentuk apresiasi. Dengan begitu, proses belajar terasa menyenangkan dan anak lebih termotivasi untuk terus mengulang perilaku baik tersebut.

Siapa yang Membutuhkan Terapi ABA?

Terapi ABA umumnya digunakan untuk membantu perkembangan anak dengan autisme. Namun, lebih dari itu, terapi ABA juga bermanfaat untuk anak-anak dengan berbagai tantangan perkembangan lainnya, seperti:

  • Kesulitan komunikasi dan interaksi sosial: Anak yang kesulitan memahami atau merespon komunikasi verbal maupun nonverbal.

  • Sulit fokus: Anak yang mudah teralihkan perhatiannya atau sulit fokus pada satu aktivitas.

  • Masalah regulasi emosi dan perilaku: Anak yang sering mengalami tantrum, kesulitan mengendalikan emosi, atau menunjukkan perilaku berulang.

  • Kesulitan melakukan keterampilan hidup sehari-hari: Anak yang perlu dukungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian, makan, atau menggunakan toilet.

  • Masalah makan: Anak yang mengalami kesulitan makan, misalnya sangat pilih-pilih makanan atau menolak jenis makanan tertentu.

Prinsip Terapi ABA

Prinsip utama dari terapi ABA adalah positive reinforcement. Sederhananya, ini adalah cara memberi reward setiap kali anak berhasil menunjukkan perilaku atau keterampilan yang diharapkan.

Misalnya, terapis akan menetapkan perilaku atau keterampilan tertentu sebagai target. Setiap kali anak berhasil melakukannya, ia akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dan bermakna untuk dirinya. Bentuk hadiah ini bisa bermacam-macam, mulai dari pujian, mainan, buku, kesempatan menonton video favorit, hingga bermain di luar ruangan.

Dengan cara ini, anak jadi lebih termotivasi untuk mengulangi perilaku positif tersebut. Semakin sering ia mengulanginya, semakin kuat pula kebiasaan baik itu terbentuk. Perlahan tapi pasti, pengulangan inilah yang pada akhirnya menumbuhkan perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari anak.

Cara Kerja Terapi ABA

Dalam terapi ABA, memahami dan mengubah perilaku anak dilakukan dengan pendekatan A-B-C, yaitu Antecedent-Behavior-Consequence. Pendekatan ini membantu kita memahami bagaimana suatu perilaku anak dapat muncul, apa yang memicunya, dan bagaimana cara mengubahnya agar menjadi lebih positif.

  • Antecedent (Pemicu) 

Ini adalah kondisi atau peristiwa yang terjadi sebelum perilaku muncul. Pemicu bisa berupa instruksi dari orang lain, objek di sekitar, suara, cahaya, bahkan perasaan atau pikiran dari dalam diri anak. 

  • Behavior (Perilaku) 

Yaitu respons yang ditunjukkan anak setelah munculnya pemicu. Respons ini bisa berupa tindakan, ucapan, atau justru tidak merespons sama sekali. 

  • Consequence (Konsekuensi) 

Merupakan hasil atau reaksi setelah perilaku terjadi. Kalau perilakunya positif, anak biasanya akan diberi penguatan (reward, pujian, atau hal yang menyenangkan). Kalau perilakunya kurang tepat, anak tidak diberi penguatan agar anak belajar bahwa perilaku itu tidak membawa keuntungan.

Contoh sederhana dari penerapan A-B-C:

  • Ibu berkata, “Ayo, cuci tangan sebelum makan.” (Antecedent). 

  • Anak lalu pergi ke wastafel dan mencuci tangannya dengan benar (Behavior). 

  • Setelah itu, ibu tersenyum sambil berkata, “Pintarnya anak mama, sekarang waktunya makan enak!” (Consequence).

Dari sini, anak belajar bahwa mencuci tangan sebelum makan adalah hal positif yang mendatangkan pengalaman menyenangkan. Lebih dari itu, anak juga akan memahami perilaku mana yang baik untuk diulang dan mana yang sebaiknya ditinggalkan.

Manfaat Terapi ABA

Beberapa manfaat terapi ABA, antara lain adalah:

1. Meningkatkan Keterampilan Anak dalam Merawat Diri

Anak belajar melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti makan, mandi, atau berpakaian. Hal ini membuat anak lebih percaya diri dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.

2. Mengembangkan Keterampilan Sosial

Terapi ABA membantu anak memahami cara berinteraksi, bergiliran saat bermain, serta berkomunikasi dengan teman sebaya. Ini penting agar anak lebih mudah diterima dalam lingkungan sosial.

3. Meningkatkan Kemampuan Bahasa & Komunikasi Anak

Baik melalui komunikasi verbal maupun nonverbal (gesture, gambar, atau teknologi komunikasi), terapi ABA membantu anak mengekspresikan keinginan dan kebutuhannya.

4. Mengembangkan Fokus & Memori Anak

Terapi ABA juga melatih anak untuk lebih fokus pada aktivitas tertentu, sekaligus meningkatkan daya ingat secara bertahap.

5. Mengurangi Perilaku Negatif

Dalam terapi ABA, terapis akan mencari tahu dulu apa yang biasanya membuat anak menunjukkan perilaku yang kurang baik. Setelah itu, anak akan dibimbing untuk belajar cara lain yang lebih positif sebagai pengganti perilaku tersebut.

Blubridge Center, Pusat Terapi ABA di Surabaya

Blubridge Center adalah pusat terapi ABA di Surabaya yang fokus mendukung tumbuh kembang anak dengan gangguan perkembangan. Melalui program terapi yang terstruktur, kami hadir untuk membantu anak belajar keterampilan baru dan mengembangkan potensinya dengan cara paling sesuai. 

Berikut cara kami bekerja dalam mendampingi anak:

  • Asesmen awal: Tim terapis kami menilai kemampuan dan kebutuhan anak.

  • Perencanaan program: Setelah itu, tim terapis akan membuat rencana terapi yang spesifik, terukur, dan dipersonalisasi berdasarkan penilaian anak saat asesmen awal.

  • Pelaksanaan terapi: Sesi terapi dilakukan secara intensif bersama terapis berpengalaman dan disupervisi langsung oleh Board Certified Behavior Analyst (BCBA). Kehadiran BCBA ini membuat setiap proses terapi menjadi lebih terarah, konsisten, dan sesuai dengan standar internasional.

  • Monitoring & evaluasi: Progres perkembangan setiap anak dipantau dan program terapi akan disesuaikan bila diperlukan.

Dengan program terapi ABA yang konsisten, setiap anak mampu mengurangi perilaku yang kurang tepat dan mempraktekkan berbagai perilaku positif. Misalnya, anak menjadi lebih pandai dalam berkomunikasi, berinteraksi dengan teman, mengelola emosi dan perilaku, serta mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang terapi ABA di Blubridge Center atau berkonsultasi tentang kebutuhan anak Anda, segera hubungi admin kami. Mari kita dukung si kecil untuk mencapai potensi maksimalnya bersama!


Referensi:

https://www.autismspeaks.org/applied-behavior-analysis