Setiap orang tua pasti pernah menghadapi momen ketika anak tampak enggan membuka buku, menunda-nunda mengerjakan PR, atau cepat kehilangan fokus saat belajar. Masalah ini ternyata jauh lebih umum dari yang kita bayangkan, terutama di era digital saat ini.
Banyak orang tua kini dihadapkan pada fenomena baru yang disebut dengan istilah brain rot. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi berpikir akibat terlalu sering mengonsumsi konten digital yang dangkal dan cepat. Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan berpikir kritis, fokus, dan daya ingat, serta dapat menimbulkan perasaan cemas dan ketergantungan pada stimulus cepat dari gadget.
Dalam artikel resmi yang dirilis IPB University, Psikolog IPB University, Nur Islamiah M. Psi., PhD menjelaskan bahwa siswa yang terbiasa dengan konsumsi informasi instan melalui konten digital berdurasi pendek, akan cenderung kehilangan minat dalam tugas akademik yang membutuhkan usaha lebih, seperti membaca materi panjang atau memecahkan soal yang kompleks. Kondisi ini membuat banyak orang tua merasa cemas, sebab penurunan fokus dan minat belajar, akan berdampak pada perkembangan kemandirian, rasa percaya diri, hingga kedisiplinan anak.
Namun, penting untuk diingat bahwa penyebab menurunnya motivasi belajar pada anak tidak hanya terbatas pada fenomena brain rot saja. Bisa jadi, anak sedang menghadapi hambatan emosional, kesulitan memahami materi, atau belum menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya.
Lalu, bagaimana cara mengetahui penyebab anak tidak semangat belajar dan apa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Berikut 10 cara agar anak semangat belajar yang bisa Bapak dan Ibu terapkan di rumah untuk membantu anak kembali termotivasi dan percaya diri dalam belajar.
1. Ajak Anak Bicara
Langkah pertama untuk membangkitkan semangat belajar anak adalah dengan mengajaknya berbicara secara terbuka dan penuh empati. Coba cari tahu apa yang membuat anak kurang semangat belajar. Mungkin ia kesulitan memahami pelajaran tertentu, merasa bosan dengan cara mengajar di sekolah, atau mengalami tekanan dari guru dan teman sebaya.
Daripada langsung memarahi atau menasihati, Bapak dan Ibu bisa mengajukan pertanyaan terbuka seperti:
“Pelajaran apa yang paling kamu suka di sekolah?”
“Bagian mana yang menurutmu paling sulit?”
Dengan begitu, anak merasa didengar dan lebih nyaman untuk berbagi. Ketika Bapak dan Ibu memahami akar masalahnya, solusi untuk membangkitkan semangat belajar akan lebih mudah ditemukan.
2. Kenali Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang belajar lebih cepat dengan mendengarkan (auditori), ada yang melalui gambar dan warna (visual), ada yang harus bergerak dan mencoba langsung (kinestetik), dan ada pula yang belajar efektif dengan menyentuh atau menggunakan benda nyata (taktil).
Sebagai orang tua, Bapak dan Ibu perlu mengenali gaya belajar anak, agar proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Misalnya:
Anak dengan gaya belajar visual akan lebih mudah memahami pelajaran melalui video atau mind map.
Anak dengan gaya belajar auditori lebih menyerap informasi lewat lagu, cerita, atau diskusi.
Anak dengan gaya belajar kinestetik bisa diajak belajar sambil praktik langsung, seperti berhitung dengan benda konkret.
Menyesuaikan metode belajar dengan gaya belajar anak adalah salah satu cara agar anak semangat belajar, karena anak akan merasa bahwa belajar bukanlah sebuah beban, melainkan suatu aktivitas yang seru.
3. Dampingi Anak dalam Proses Belajarnya
Anak akan lebih termotivasi ketika merasa didukung oleh orang tuanya. Oleh karena itu, sebaiknya Bapak dan Ibu meluangkan waktu untuk mendampingi anak belajar, misalnya saat mengerjakan PR atau menyiapkan ujian. Namun, penting untuk diingat, jangan sampai pendampingan berubah menjadi intervensi yang terlalu berlebihan.
Contohnya, daripada langsung memberikan jawaban instan kepada anak, coba dorong anak untuk berpikir dan menemukan solusi sendiri. Bapak dan Ibu bisa membantu dengan pertanyaan pemandu seperti:
“Kalau menurutmu, hasilnya bisa seperti ini karena apa, ya?”
“Selain yang sudah tertera di buku, menurutmu apa lagi ya, yang termasuk dalam kategori buah-buahan?”
Dengan pendampingan yang tepat dari Bapak dan Ibu, anak akan lebih semangat belajar dan mereka juga bisa menumbuhkan rasa kemandirian dari dalam diri mereka.
4. Beri Reinforcement Positif
Salah satu cara agar anak semangat belajar yang sangat efektif adalah dengan memberikan reinforcement positif. Anak-anak lebih mudah termotivasi ketika usahanya dihargai. Reinforcement positif tidak harus berupa hadiah besar. Bapak dan Ibu bisa memberikan pujian verbal seperti, “Mama bangga kamu sudah berusaha keras”. Selain itu, Bapak dan Ibu juga bisa memberikan hadiah sederhana berupa tambahan waktu untuk bermain, sehingga anak merasa dihargai.
Beberapa contoh bentuk reinforcement positif yaitu:
Pujian verbal: “Kamu keren banget bisa menyelesaikan tugas itu!”
Aktivitas menyenangkan: “Kalau kamu sudah selesai belajar, kita bisa main bersama, ya.”
Sistem poin: Anak mengumpulkan poin setiap kali belajar dengan baik, lalu poin tersebut bisa ditukar dengan kegiatan favorit anak.
Dengan reinforcement positif, anak akan belajar bahwa setiap usaha akan membawa hasil yang menyenangkan.
5. Ciptakan Suasana Belajar yang Kondusif
Suasana belajar sangat berpengaruh terhadap semangat anak. Pastikan area belajar anak tenang, rapi, dan bebas gangguan. Hindari suara TV atau aktivitas rumah tangga yang bisa mengalihkan perhatian.
Bapak dan Ibu juga bisa membantu anak menciptakan rutinitas belajar yang bisa membuat otak terbiasa masuk ke mode fokus. Misalnya, menyalakan lampu belajar, menyiapkan alat tulis, menata meja belajar, dan menentukan waktu belajar yang tetap setiap hari.
Selain itu, biarkan anak ikut mendekorasi ruang belajarnya. Misalnya dengan menempelkan jadwal belajar, memilih warna meja belajar, atau menambahkan kutipan motivasi di dinding. Ketika anak merasa nyaman di ruang belajarnya, maka motivasi untuk belajar akan meningkat.
6. Kaitkan Materi Pelajaran dengan Minat Anak
Anak akan lebih mudah tertarik belajar jika pelajaran terasa relevan dengan hal yang ia sukai. Cobalah mengaitkan materi pelajaran dengan minat anak. Misalnya:
Jika anak suka game, Bapak dan Ibu bisa menjelaskan konsep matematika dengan contoh dari game favoritnya.
Jika anak suka menggambar, ajak ia membuat ilustrasi dari pelajaran sejarah atau IPA.
Jika anak suka musik, Bapak dan Ibu bisa membantu anak belajar bahasa Inggris melalui lirik lagu.
Pendekatan ini membuat anak menyadari bahwa belajar tidak harus membosankan. Sebaliknya, belajar bisa menjadi cara untuk memperdalam minat dan bakat mereka.
7. Pecah Tugas Besar Menjadi Tugas-Tugas Kecil
Tugas besar bisa membuat anak merasa kewalahan, terutama jika ia belum terbiasa mengatur waktu. Maka dari itu, pecahlah tugas besar menjadi tugas-tugas kecil yang lebih mudah diselesaikan.
Misalnya, daripada langsung meminta anak menyelesaikan satu bab pelajaran dalam sehari, bantu ia membuat target kecil seperti:
Hari ini membaca dua halaman.
Besok membuat rangkuman.
Lusa mengerjakan latihan soal.
Dengan memecah tugas menjadi langkah-langkah kecil, anak akan lebih mudah fokus dan merasa puas setiap kali berhasil menyelesaikan satu bagian. Rasa berhasil inilah yang perlahan-lahan menumbuhkan semangat belajar.
8. Jadilah Contoh yang Baik
Anak belajar dari apa yang ia lihat, bukan hanya dari apa yang ia dengar. Jika orang tua ingin anak rajin belajar, maka tunjukkan bahwa Bapak dan Ibu juga senang belajar hal-hal baru. Misalnya seperti membaca buku, menonton video tutorial lalu mempraktikkannya, atau mengikuti pelatihan online.
Ketika anak melihat orang tuanya menikmati proses belajar, maka ia akan meniru kebiasaan tersebut. Bapak dan Ibu juga bisa membuat sesi belajar bersama, seperti membaca buku bersama atau memecahkan teka-teki bersama. Menjadi teladan yang positif bagi anak adalah salah satu cara agar anak semangat belajar karena anak akan belajar melalui contoh nyata dari orang yang paling ia percaya.
9. Hindari Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan orang tua adalah membandingkan anak dengan teman atau saudara kandungnya. Kalimat seperti, “Lihat, kakak kamu saja bisa kok,” hanya akan membuat anak merasa gagal, berkecil hati, dan kehilangan motivasi.
Setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda, jadi fokuslah pada kemajuan anak, sekecil apa pun itu. Beri apresiasi atas proses yang sudah anak tunjukkan, bukan hanya mengapresiasi hasilnya saja. Dengan begitu, anak akan merasa bahwa dirinya dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang tanpa rasa takut dibandingkan.
10. Beri Anak Waktu Istirahat yang Cukup
Belajar memang penting, tetapi waktu istirahat juga tak kalah penting. Anak yang terlalu lelah akan sulit fokus dan mudah kehilangan motivasi. Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup, makan bergizi, serta memiliki waktu untuk bermain dan bersosialisasi.
Bapak dan Ibu bisa membuat jadwal belajar yang seimbang, misalnya 30 - 45 menit belajar diselingi dengan 10 - 15 menit istirahat. Istirahat yang dimaksud bisa berupa aktivitas ringan seperti berjalan-jalan, menggambar, atau bermain game sebentar. Dengan keseimbangan antara belajar dan beristirahat, anak akan lebih mudah mempertahankan semangat belajar dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Menumbuhkan semangat belajar anak memang tidak bisa dilakukan dalam semalam. Dibutuhkan kesabaran, empati, dan strategi yang sesuai dengan karakter anak. Melalui 10 cara di atas, mulai dari mengajak anak bicara, memberi reinforcement positif, hingga menjadi contoh yang baik, orang tua bisa membantu anak menemukan kembali motivasi dan rasa percaya dirinya dalam belajar.
Namun, jika setelah mencoba berbagai cara anak masih menunjukkan kesulitan fokus, sering menolak belajar, atau tampak kehilangan motivasi, bisa jadi anak memerlukan pendampingan profesional.
Dapatkan Pendampingan Profesional di Blubridge Center
Di Blubridge Center, kami menyediakan program terapi dan pendampingan profesional anak melalui terapi ABA (Applied Behavior Analysis). Program ini dirancang untuk:
Membantu anak meningkatkan kemampuan fokus dan konsentrasi.
Membantu anak memahami serta mengikuti instruksi dengan lebih baik.
Membantu anak menumbuhkan kemandirian dalam belajar.
Membantu anak meningkatkan motivasi belajar secara bertahap dan menyenangkan.
Pendekatan ABA di Blubridge Center dilakukan oleh tenaga ahli berpengalaman yang memahami karakteristik unik setiap anak. Dengan dukungan yang tepat, anak bisa menemukan kembali semangat belajar dan berkembang secara optimal sesuai potensinya.
Jika Bapak dan Ibu merasa anak membutuhkan pendampingan lebih lanjut, segera hubungi admin Blubridge Center untuk membuat janji konsultasi dan mendaftarkan anak Anda. Bersama Blubridge Center, mari bantu anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, fokus, dan semangat belajar setiap hari!
