Blubridge Center: Tempat Terapi Anak Tantrum di Surabaya

Pernah nggak Bapak dan Ibu sedang belanja di supermarket, lalu si kecil tiba-tiba menangis keras karena tidak dibelikan mainan? Atau mungkin, saat di rumah, si kecil melempar-lempar barang karena merasa kesal ketika permintaannya tidak dituruti. 

Rasanya pasti campur aduk, antara bingung, lelah, sekaligus khawatir dengan tatapan orang sekitar. Kalau Ayah dan Bunda pernah mengalaminya, tenang, Anda tidak sendirian. Banyak orang tua menghadapi hal yang sama. 

Namun, kalau tantrum anak muncul terlalu sering dan sulit dikendalikan, mungkin sudah saatnya mencari bantuan profesional agar si kecil mampu mengelola emosinya dengan cara yang tepat.

Apa Itu Tantrum pada Anak?

Sederhananya, tantrum adalah cara anak meluapkan rasa frustrasi ketika mereka belum bisa menyampaikan kebutuhan atau perasaannya dengan kata-kata. Biasanya rasa frustrasi mereka ditunjukkan lewat tangisan keras, teriakan, berguling di lantai, atau bahkan melempar barang. 

Menurut UNICEF, tantrum yang masih tergolong normal umumnya hanya berlangsung selama 5-10 menit. Seiring bertambahnya usia anak, frekuensinya pun akan semakin berkurang. Namun, jika tantrum anak muncul lebih sering, berlangsung lebih lama, atau sampai membuat anak melukai diri sendiri, Bapak dan Ibu sebaiknya segera mencari bantuan profesional. 

Namun, sebelum sampai ke tahap itu, mari kita pahami dulu, apa saja sih yang biasanya memicu tantrum pada anak?

Penyebab Anak Sering Tantrum

  • Kesulitan Mengekspresikan Diri

Coba bayangkan saat kita ingin sesuatu tapi lidah rasanya terkunci, tidak bisa bicara. Pasti bikin kesal, kan? Nah, begitu juga dengan anak. Kalau kemampuan bicaranya belum lancar, mereka pakai tantrum sebagai cara untuk “berbicara.”

Misalnya, mereka ingin bilang “Aku haus” atau “Aku mau main di luar,” tapi belum bisa mengucapkannya. Akhirnya, tangisan atau teriakan jadi cara paling cepat buat melampiaskan rasa frustrasi itu. Hal ini wajar terjadi, terutama pada anak dengan keterlambatan bicara atau yang masih belajar cara berkomunikasi.

  • Kelelahan dan Kelaparan

Ayah dan Bunda, jangan heran kalau si kecil gampang meledak saat lapar atau mengantuk. Pasalnya, saat tubuhnya capek atau perutnya kosong, anak jadi lebih sulit mengatur emosinya. Jadi, tantrum kadang menjadi alarm bahwa mereka butuh tidur yang cukup atau makanan yang mengenyangkan.

  • Keinginan yang Tidak Terpenuhi

Anak-anak masih dalam proses belajar menerima kata “tidak”. Misalnya, saat mainan yang diinginkan tidak dibelikan, atau ketika harus berhenti menonton TV untuk tidur, mereka bisa merasa kecewa seolah dunianya runtuh. Perasaan itu sering diluapkan lewat tantrum. Hal ini wajar, karena bagian dari proses tumbuh kembang anak untuk memahami bahwa hidup memiliki aturan dan batasan.

  • Pola Asuh Orang Tua

Cara Bapak dan Ibu merespons tantrum ternyata sangat memengaruhi kebiasaan anak, lho.Jika setiap tantrum diikuti dengan pemberian mainan atau camilan, anak akan belajar bahwa menangis keras adalah cara efektif untuk mendapatkan keinginannya. 

Sebaliknya, pola asuh yang konsisten, misalnya dengan memberikan pelukan untuk menenangkan, tapi tetap tegas pada aturan, akan membantu anak memahami bahwa ada cara yang lebih sehat untuk menyampaikan kebutuhannya.

  • Sulit Meregulasi Emosi

Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder) sering kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Ini membuat anak dengan ASD menjadi lebih mudah marah, cemas, atau bertindak impulsif. 

Karena itu, tak heran jika tantrum pada anak dengan kebutuhan khusus bisa terjadi lebih sering, berlangsung lebih lama, atau muncul dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan anak seusianya.

Tanda Tantrum yang Membutuhkan Terapi

Setiap anak pasti pernah tantrum, dan itu bagian normal dari perkembangan. Tapi, ada saat di mana tantrum bukan lagi sekadar hal yang wajar, melainkan sinyal bahwa anak butuh dukungan lebih. Lantas, apa saja tanda tantrum anak yang membutuhkan terapi? 

  • Perilaku Agresif dan Merusak

Kalau tantrum anak sudah sampai tahap memukul orang lain, menggigit, membenturkan kepala, atau merusak benda, ini sudah mengkhawatirkan dan menjadi tanda bahwa anak butuh cara baru untuk menyalurkan emosinya.

  • Frekuensi dan Durasi Berlebihan

Jika Ayah dan Bunda sering menemukan si kecil tantrum berkali-kali dalam sehari dan berlangsung lebih dari 5-10 menit, itu tanda bahaya dan anak harus segera ditolong.

  • Anak Sulit Ditenangkan

Biasanya, anak bisa lebih tenang setelah dipeluk, diajak bicara lembut, atau dialihkan perhatiannya. Namun, jika tantrum terus berlanjut meskipun orang tua sudah mencoba berbagai cara, ini menunjukkan anak kesulitan menenangkan diri. Inilah saatnya melibatkan tenaga profesional.

Bagaimana Blubridge Center Memberikan Terapi Anak Tantrum?

Blubridge Center adalah pusat terapi ABA di Surabaya yang membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus belajar mengelola emosi dan meningkatkan keterampilan sehari-hari. 

Dengan terapi Applied Behavior Analysis (ABA) yang sudah terbukti efektif secara ilmiah, terapis kami mendampingi anak mengenali emosinya, belajar mengekspresikan diri dengan cara yang tepat, serta mengurangi tantrum berlebihan secara bertahap.

Berikut langkah-langkah terapi di Blubridge Center:

  • Asesmen awal: Kami mencari tahu apa saja pemicu tantrum, bagaimana tantrum biasanya berlangsung, dan apa yang terjadi setelahnya.

  • Menyusun program terapi: Setiap program disusun khusus sesuai kebutuhan dan karakter anak.

  • Penguatan positif & perilaku pengganti: Anak belajar menunjukkan perasaan dengan kata singkat, simbol, atau ekspresi tubuh yang tepat. Setiap keberhasilan anak akan diberikan penghargaan. 

  • Evaluasi berkala: Perkembangan anak terus dipantau, dan program akan disesuaikan jika diperlukan.

Selain itu, kami juga melibatkan orang tua dalam proses terapi. Bapak dan Ibu juga akan mendapat panduan agar bisa menerapkan strategi yang sama di rumah, sehingga hasil terapi anak lebih maksimal.

Dengan terapis berpengalaman dan metode yang tepat, kami berkomitmen untuk mendampingi Bapak dan Ibu dalam membantu si kecil tumbuh lebih tenang, bahagia, dan bisa mengelola emosinya. Yuk, hubungi admin kami sekarang dan buat janji konsultasi!

Referensi: 

https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10544895/

https://www.unicef.org/rosa/stories/handling-temper-tantrums#:~:text=Is%20a%20temper%20tantrum%20normal,advice%20and%20redress%20this%20behaviour.

https://www.discoveryaba.com/aba-therapy/managing-tantrums-with-aba